My Profile

My photo
Jakarta and Bandung, Indonesia
Just an engineer who loves what she does and does what she loves (engineering stuffs not included)

My Time

My Living Room


ShoutMix chat widget

Who Visit Me

Kasih Makan Ikan Saya yaa!!

My Followers

Monday, December 28, 2009

Alay Seksi (Bagian 1)

Barbara memiliki banyak hobi, dari mulai akting, nyanyi, sampai modeling. Namun dua hobi yang paling dia sukai adalah dugem dan bergaul. Sementara kekasihnya, Sumanto, sebaliknya. Hobinya adalah berada dalam ketenangan untuk sekedar membaca, memperhatikan gerak-gerik orang, sampai mencari mangsa tentunya. Mereka memang pasangan yang sangat berbeda sifatnya.

Seperti malam itu, Barbara tengah bersiap untuk pergi dugem di tempat paling hip. Sementara Sumanto lebih memilih untuk pergi ke sebuah kampus. Kampus adalah tempat yang paling ia suka untuk mencari mangsa pada malam hari. Ada beberapa kampus yang sampai tengah malam, bahkan sampai pagi lagi, masih banyak saja mahasiswa yang tinggal, baik untuk mengerjakan tugas, bikin contekan untuk kuis atau ujian, nebeng internetan, atau sekedar kongkow dan mengobrol sembari gi-gitar-an.

Menurut Sumanto, darah mahasiswa rasanya lebih segar dan enak. Apalagi darah mahasiswi cantik, lebih manis. Sementara darah mereka yang ber-IP tiga koma lima ke atas lebih encer dan cepat mengenyangkan, jadi sisanya bisa dibungkus dan dibawa pulang.

Tak jarang pula Sumanto menemukan mangsa yang sedang berada di dalam mobil. Kalau sudah begini, namanya juga vampir yang beringas bertemu dengan korban ketakutan yang meronta-ronta, maka mobil TKP pun goyang-goyang. Ternyata fenomena mobil goyang tidak melulu identik dengan kegiatan tertentu di dalamnya.

Satu lagi perbedaan yang mendasar adalah Sumanto masih meminum darah manusia sementara Barbara vegetarian alias tidak mengonsumsi darah manusia.

Barbara bersama Jessica, sahabatnya sekaligus teman sekosannya, sudah siap dengan setelan mereka: atasan ngatung dan celana jeans hipster. Bukannya mau sok seksi, hanya saja agar mereka bisa lebih bebas bergerak saat ajojing dan tidak gerah.

Mereka akan ke tempat dugem dengan angkot. Berdirilah mereka berdua di pinggir jalan, nyegat angkot. Tak berapa lama, angkot yang mereka ingin naiki sudah tiba di depan mereka. Kalau tempat di samping supir angkot kosong, mereka pasti duduk di depan. Sayangnya, tempat duduk itu sudah ada yang mengisi.

Mereka pun memutuskan untuk duduk di deretan kursi di bagian belakang. Karena celana yang hipster dan baju yang ngatung, maka saat mereka masuk ke dalam angkot dan berjalan menunduk untuk mencari tempat duduk, sebisa mungkin tangan mereka menarik bagian belakang celana masing-masing agar menutupi belahan pantatnya atau mencegah agar celana dalamnya tidak terlihat.

Tidak sampai setengah jam, mereka sudah tiba di tempat dugem kekinian yang mereka tuju. Malam sudah hampir larut, oleh karena itu suasana di sana sudah mulai penuh sesak.

Setelah mereka masuk, dimulailah hobi Barbara untuk berbaur dan berkenalan dengan sebanyak mungkin orang. Maklum, ia juga memiliki usaha MLM. Jadi memperluas jaringan adalah hal yang harus selalu dilakukannya.

Mudah bagi Barbara untuk berbaur dengan orang, karena ia memang lumayan cantik.

Seseorang menghampiri dan menyapanya, “Hai!”.

“Hai!” Barbara sontak menyahut dengan ramah.

“Seronok?” tanya laki-laki itu yang kepalanya botak dan kulitnya putih bersih.

“Hah?” Barbara tak mengerti. Dalam hatinya ia berpikir, apakah orang ini ngomong jorok?

“Hmm...” Pria botak itu tampak berpikir. “Bersenang-senang kah?” tanyanya kembali dengan logat yang dipaksakan.

“Ooohhh... iya. Sangat!” Barbara menangkap ada yang berbeda dari nada bicaranya.

“Sayeu Putera Kelantan, pemilik kelab ni,” katanya tanpa menunjukkan kalau ia pamer.

Mata Barbara berbinar-binar. Pucuk dicinta ulam pun tiba, ia pun langsung berkenalan dengan orang nomor satu di tempat itu. Dan benar pula dugaannya. Dilihat dari cara berbicaranya, ia bukan orang Indonesia.

Mereka langsung akrab. Bahkan si Putera Kelantan, atau para bawahannya memanggilnya dengan Pangeran Kelantan, menceritakan seluruh kisah hidupnya. Ternyata Pangeran Kelantan pernah mengawini skuter (selebriti kurang terkenal) Indonesia yang tidak bisa berbahasa Indonesia dengan lancar. Namanya Manowar. Ibunya memang fans berat dari Manowar, sebuah band heavy metal tahun 80an. Untung saja namanya masih ramah di telinga. Bayangkan betapa kasihan si anak apabila sang ibu nge-fans-nya dengan band bernama Wacky Mecky Blues Band!

Pada awal kemunculannya, Manowar (dan ibunya) sering mengundang para pencari berita gosip untuk menyebarkan berita tentang kehidupan pernikahannya yang merana. Memang sih mengeluarkan banyak modal pada awal kemunculannya. Namun akhirnya usaha ibu dan anak itu menuai hasil. Manowar menjadi bintang sinetron kelas D yang namanya dikenal di kalangan pengikut berita gosip.

Namun lama kelamaan Manowar tampak tenggelam dari peredaran. Wajahnya yang biasa muncul di acara-acara kemanusiaan – yang ia buat sendiri untuk mendongkrak namanya – sudah jarang terlihat lagi. Alih-alih wajahnya yang keluar mengisi media, wajah ibunya lah yang semakin eksis. Menyurutnya Manowar di kancah hiburan dalam negeri bisa jadi karena beberapa hal berikut: 1. Badannya semakin menggemuk nan menggelambir, 2. Ia tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik karena itu tak bisa pula berkomunikasi dengan para kru dan tak bisa melafalkan dialog dengan fasih, 3. Ia memasang harga terlalu mahal (dimana sinetronnya yang terdahulu bahkan tak memenuhi target rating), 4. Wajahnya yang semakin terlihat seperti 30 tahun padahal usianya belum sampai 20 tahun, 5. Ia memang tidak bisa akting saja!

“Adeukah seronok sangat tempat ni buat kiteu dance?” tanya Pangeran Kelantan.

“Iya datuk. Sangat seronok. Besok-besok free pass ya!” katanya SKSD.

Mereka pun berpisah dan Barbara langsung clingak-clinguk mencari kira-kira siapa lagi yang bisa ia jadikan teman atau sekedar kenalan.

Tapi Barbara kebelet pipis. Pergilah ia ke WC wanita. Saat keluar dari WC, tak dinyana, ia bertabrakan dengan seorang pria yang baru saja keluar dari WC pria yang letaknya berhadapan dengan WC wanita.

“Aduh!” Barbara jatuh terduduk karena bertubrukan dengannya.

“Hmm... Tubuhnya kencang juga,” pikir Barbara dalam hati.

Laki-laki itu membantunya untuk bangun. Dan disanalah tatapan mereka bertemu untuk pertama kalinya. Tak seperti kekasihnya, Sumanto, yang berkulit pucat, pria ini berkulit cokelat matang. Sangat seksi. Ada belahan di dagunya, macam Lorenzo Lamaz. Ia mengenakan kaus putih ketat sehingga memperlihatkan otot lengannya yang aduhai. Di tambah lagi dengan sorotan lampu disko, yang semakin mempertegas otot perutnya yang prima.

Saat tatapan mereka bertemu, Barbara berdebar-debar. Namun ia tak ingin meneruskan keberdebar-debaran itu. Ia takut selingkuh. Maka ia pun langsung meninggalkannya tanpa mengucapkan terima kasih.

Terkadang Barbara suka mabuk kepayang kalau melihat sosok pria tampan. Maka ia biasanya butuh udara segar untuk mengembalikan kesadarannya. Barbara pun keluar dari gedung kelab itu. Angin malam yang kencang menerpa rambutnya. Macam di pantai saja.

“Hei!” tiba-tiba ia dikagetkan oleh sebuah suara di belakangnya.

Barbara menoleh. Saat menoleh, rambutnya terkibarkan oleh angin malam yang cukup kencang. Merasa kurang seksi, Barbara pun dengan sengaja menggoyangkan-goyangkan kepalanya dengan lambat, agar rambutnya lebih terkibar lagi.

“Eh... hai!” jawab Barbara kikuk. Ia berhenti menggoyang-goyangkan kepalanya saat ia merasa agak pening.

“Kenapa kau keluar?” Pria itu bertanya sok akrab. Suaranya serak-serak basah.

“A-aku mencari udara segar. Di dalam pengap sekali.” Barbara menjawab dengan tambah kikuk karena tubuh atletis pria itu lebih kentara di bawah sorotan lampu tempat parkir.

Laki-laki itu berjalan sedikit-sedikit menghampirinya.

“Boleh kenalan?” Ia bertanya.

“B-boleh!” Barbara menjawap gugup.

Saat ia sudah berjarak satu langkah dari Barbara, ia menjulurkan tangannya.

“Aku Andrew Laysen!” katanya sambil dipertegas dengan sorot mata yang tajam. “Tapi biasanya orang-orang memanggilku Alay.”

“Barbara!” sahut Barbara menyambut jabatan tangannya.

“Ah nama yang indah.” Alay seperti teringat sesuatu, “Tapi kok kaya nama travel ya?”

“Mungkin maksudmu itu adalah Baraya?!” Barbara mengoreksi.

“Oh ya, maaf,” Alay tertawa kecil. “Maaf, soalnya aku baru saja pindah ke sini.”

“Memangnya kamu dari mana?” Barbara bertanya.

“Aku dari Grobogan.”

“Ooooh... pantas ganteng!” Barbara spontan berteriak tanpa kendali.

“Ha?” Alay tampak tak mengerti.

“Eh... maaf maksudnya...” Barbara mencoba mengoreksi kata-katanya. “Aku punya beberapa teman dari Grobogan, dan euh... semuanya ganteng-ganteng. Bukan berarti kamu ganteng juga ya, dan bukan berarti kamu punya badan bagus, eh... tapi... ah sudahlah lupakan saja” Barbara salting. Alih-alih menatap pria di hadapannya, wajahnya dihadapkannya ke arah angin berhembus, agar rambutnya terkibar ke belakangnya.

Alay tersenyum kecil. Namun tatapan matanya semakin dipertajam. Alisnya yang lebat mempermudah usahanya untuk mengendalikan sorot matanya. Dalam hatinya sudah tumbuh bulir-bulir asmara.

Alay kemudian melancarkan aksinya dengan menanyakan facebook dan nomor telepon Barbara. Tapi Barbara jual mahal dong. Ia tidak balik menanyakan facebook dan nomor ponsel Alay. Pertemuan mereka berlalu begitu saja.

Barbara tiba di kosannya pukul 3 pagi. Untung angkot Kalapa-Dago standby 24 jam.

Sebelum tidur, tak lengkap rasanya kalau Barbara tak menelepon atau meng-SMS sang kekasih. Namun setelah mengirim SMS-nya yang terakhir yang berisi “Meth bobo ya chayank. ILU IMU INU ;)”, Barbara merasa sangat ingin menghubungi orang lain. Orang yang baru ditemuinya namun sudah memenuhi benak dan rongga jiwanya. Dia sangat ingin menghubungi Alay.

Namun tentu saja ia tak bisa melakukannya karena ia tak memiliki nomornya. Ia pun memejamkan matanya. Siapa tahu besok sosok itu akan bisa dilupakannya.

Baru saja beberapa menit Barbara memejamkan mata, ia disadarkan oleh sebuah bunyi dari ponselnya. Ada SMS masuk. Barbara meraih posel yang berada di samping bantalnya. Ia membuka fitur SMS-inbox dan melihat apa isinya.

Di sana tertulis nomor tak dikenal.

Saat dia buka, begini isinya:

“HiY,,, niY 4L4yZ!!!,,, mAzicH iNg3tH gK???,, q-mO3 o3DacH bO2 bLo3Mz???,,, b-LecH n9oBz2???,,, wkwkwk,,,”

Ah ternyata SMS itu dari Alay!

(Bersambung…)

Tentu saja Alay tidak seperti ini

5 comments:

Anonymous said...

bagian terakhir bikin ngakak...hahahahaha
lanjut dong...

- bukan 4l4y -

rahmathya a.k.a maknyes said...

Haha tnx ya Bukan 4l4y!! Tunggulah kelanjutannya :D

Anonymous said...

hahaha... boleh bo ceritanya..
ajojing, manowar, lorenzo lamas.. elu teh angkatan brapa sih nyes..? :D :D :D
(seto bramono)

rahmathya a.k.a maknyes said...

Hihihi... tnx bo atas apresiasinya. Gue angkatan 2006, cuman wawasan gue emang luas siih ;P

M. Lim said...

alhamdulillah...

hiahahahahahahk....

 

Pink Girlz Blogger Template | Blogger Clicks Design