My Profile

My photo
Jakarta and Bandung, Indonesia
Just an engineer who loves what she does and does what she loves (engineering stuffs not included)

My Time

My Living Room


ShoutMix chat widget

Who Visit Me

Kasih Makan Ikan Saya yaa!!

My Followers

Saturday, December 19, 2009

Kualat Saya!: Bulan Baru (Bagian 2)

(Cerita sebelumnya…)

“M-mau apa kamu kesini? Ini kan kos-kosan perempuan?” Walaupun takut, Barbara mendekati pria itu.

“Aku adalah vampir. Dan aku jatuh cinta padamu sejak pertama kali melihatmu! Wajahmu mirip idolaku, Ratu Felisha.”

Barbara tersipu. Sebenarnya dia agak tidak terima dibilang mirip Ratu Felisha, karena dia merasa mirip Luna maya.

“Aku juga jatuh cinta padamu karena kau sangat berani menyusuri kuburan itu hampir setiap tengah malam. Kau cewek pemberani!” Sumanto memujinya.

Barbara semakin ge-er. Karena Sumanto berwajah tampan dan berbadan bagus, Barbara pun langsung balik jatuh hati padanya.

Sumanto

Merasa sudah cukup kenal, Sumanto mengajak Barbara untuk terbang bersamanya. Ya! Terbang betulan. Sumanto ingin sekali menunjukkan dunia ini dari atas kepada Barbara. Maka ia pun menggendong Barbara dan terbang menclak-menclok dari satu pohon ke pohon yang lain.

Ah, Barbara sangat senang. Namun lama-kelamaan, dia mual juga. Selain mabuk udara, Barbara juga masuk angin, efek dari terbang malam-malam pake tanktop. Karena kondisi Barbara yang mulai mengkhawatirkan, maka Sumanto memutuskan untuk mengakhiri perjalanan mereka malam itu.

Sesampainya di daratan, Barbara muntah-muntah di semak-semak. Saat muntah-muntah itu, Sumanto membantu menyibakkan rambut ekstensinya itu. Sumanto tergiur melihat lehernya yang putih dan mulus. Bukan apa-apa, dia hanya merasa lapar saja.

Namanya juga vampir, kalau melihat leher apalagi yang putih mulus tak berdaki, bawaannya ingin mencicipi darah yang mengalir di dalamnya. Begitupun yang terjadi padanya. Tanpa tedeng aling-aling, Sumanto menggigit leher Barbara. Barbara yang mabuk, menurut saja. Namun karena Sumanto mencintai Barbara, dia tak mau menghabisi darahnya. Dia ingin menjadikannya vampir juga sebagai teman hidupnya. Barbara pun dengan senang hati (karena dalam kondisi tak sadar) menyerahkan dirinya untuk jadi vampir.

Keesokan harinya Barbara bangun dengan perasaan gundah. Dia memikirkan bagaimana kalau nanti keluarga dan semua temannya mati, sementara dia masih hidup. Bakalan garing sekali hidupnya!

Aaah, dia merasa menyesal telah menyerahkan dirinya hanya untuk menjadi seonggok vampir. Lagian percuma juga menjadi vampir di Indonesia, tidak bisa nakut-nakutin orang! Wong orang Indonesia lebih takut sama pocong dan kunti.

Dia mengingat kata-kata ibunya di Garut: “Kalau ada vampir yang mau menjadikan kamu vampir juga, jangan mau ya, Nak!”

Barbara semakin menyesal karena melupakan nasihat ibundanya. Dia merasa menjadi seorang anak yang kualat.

Namun daripada pusing, mendingan nonton Insert. Sudah jam 11 nih. Dinyalakan tv-nya. Eh ada berita tentang Sheila Marsia yang sedang hamil. Barbara pun seketika merasa menjadi sahabat Sheila Marsia. Dia bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Sheila. Mungkin kondisi Sheila dulu sama dengannya, tengah mabuk saat dihamilin.

Seharian Barbara terpekur sendirian di kosannya. Semua jendela ditutup karena dia sudah tak kuat menghadapi sinar matahari. Sumanto sedang tidur di dalam lemari. Semakin gelap, semakin bagus untuknya. Akibatnya, tempat tidur Barbara penuh oleh barang-barang yang dikeluarkan dari lemarinya.

Walaupun menyesal telah menjadi vampir, toh nasi sudah menjadi bubur. Maka meski merasa kualat, dia memutuskan untuk menikmati saja hidupnya yang masih lama akan berakhir. Diperkirakan dia dan vampir lainnya akan musnah pada saat kiamat. Namun kiamat masih lama, paling cepat tahun 2012 yang masih tiga tahun lagi, sehingga dia memutuskan untuk menghabiskan waktu dengan bersantai dan menonton televisi seharian.

Tak terasa hari sudah malam. Ini adalah malam minggu. Barbara pun bersiap bergegas menuju jalan Dago. Di sana pasti sudah berkerumun ABG-ABG labil yang kerjaannya ngamen dan bikin macet.

“Ah pasti darah mereka segar! Darah muda gitu loh... Darahnya para remaja!” pikir Barbara.

Musik Rhoma Irama mengiringi kepergiannya.

1 comments:

M. Lim said...

numpang ketawa. sambil mengacungkan jempol.

hahahahahahahahahahahahahahah

 

Pink Girlz Blogger Template | Blogger Clicks Design