My Profile

My photo
Jakarta and Bandung, Indonesia
Just an engineer who loves what she does and does what she loves (engineering stuffs not included)

My Time

My Living Room


ShoutMix chat widget

Who Visit Me

Kasih Makan Ikan Saya yaa!!

My Followers

Friday, December 18, 2009

Si Kongkow (Bagian 2)

(Cerita sebelumnya...)

Selama beberapa tahun ke belakang, kelakuan si Kongkow semakin menjadi. Dia semakin suka dugem dan mabuk-mabukan. Dia semakin gemar main perempuan dan main laki-laki. Hidupnya semakin keblangsak. S2-nya memang sudah selesai (tanpa dia harus membuat sendiri thesis-nya), namun dia tak tahu kemana hidupnya akan bermuara.

Sampai suatu hari dia melihat kakaknya di sebuah infotainment. Waktu itu beritanya adalah tentang The Most Influential Boys of the Year. Di acara itu, kakaknya masuk 10 besar, tepatnya di posisi ke-7, diapit oleh Charlie ST12 di posisi ke-6 dan Ariel Peterpan di posisi ke-8. (FYI, untuk The Most Influential Girls- nya, di posisi ke-7 ditempati oleh Rani Juliani). Bahkan si Alim punya panggilan gaul. Semacam Ustad Jefry yang jadi UJ dan Abdullah Gymnastiar yang jadi AA Gym, namanya pun jadi punya singkatan, yaitu ‘triple A’ (dibaca: triple ‘ei’), yang adalah singkatan dari Aa Alim Asik.

Setelah melihat kenyataan yang ada, naiklah darah si Kongkow sampai ke kepala. Matanya memerah (karena memang semalaman dia begadang untuk dugem), badannya gemetar, dan jantungnya berdegup kencang (sebenarnya agak susah dibedakan antara apakah dia iri pada kakaknya atau karena dia baru minum Komix).

Tapi memang benar adanya, dia iri pada kakaknya yang telah ‘merebut’ impian dan cita-citanya untuk menjadi terkenal dan masuk televisi.

Si Kongkow memang tahu bagaimana caranya untuk ajojing di lantai dansa. Dia juga mahir bagaimana caranya merayu dan mengajak cewek-cewek (dan cowok-cowok) bermalam di rumahnya. Intinya, dia mendapat nilai A plus untuk urusan bersenang-senang. Satu hal yang tidak dikuasainya adalah... berkomunikasi! Ironisnya, dia adalah lulusan Fakultas Komunikasi!

Si Kongkow semakin tertekan karena dia tak tahu bagaimana mengutarakan perasaan iri pada kakaknya itu. Ia tak mau terlihat cemburu, karena menurutnya ‘nggak banget ajya!’ (alasan macam apa pula itu?). Maklum lah dia biasa bergaul dengan ABG, sehingga bahasanya pun labil.

Alih-alih curhat, dia memikirkan sendiri bagaimana caranya untuk menjadi tenar seperti kakaknya. Dia memutar otaknya yang tidak biasanya dia gunakan. Dia memeras otaknya yang kosong, yang bahkan kalau dia menggoyang-goyangkan kepalanya ada bunyi ‘klek klek’ kalau didengarkan secara seksama.

"Aha!” Suatu hari, si Kongkow akhirnya menemukan sebuah cara agar bagaimana dia bisa tenar, melebihi kakaknya sang superstar itu, tanpa harus susah payah bekerja.

Di lantai 13 apartemennya yang terletak di tengah kota Bandung (yang menurut saya, adalah sangat konyol ada apartemen di tengah kota Bandung) ia melihat city light yang berkelap-kelip seperti bencong Taman Lawang yang kerjaannya kedap-kedip.

Dia membuka pintu kacanya lebar-lebar sehingga dia bisa merasakan hawa dingin malam itu. Direntangkannya kedua tangannya lebar-lebar macam adegan di film Titanic. Dia mendekati dinding pembatas antara lantai apartemennya dengan udara kosong tanpa pijakan, dan mengambil ancang-ancang.

Adegan selanjutnya memang terinspirasi dari film Titanic. Di kepala si Kongkow terngiang-ngiang kata-kata "You jump I jump, remember?", yang setelah dia tanya kesana-kemari, dia akhirnya menemukan arti kata 'jump', Lompatlah dia. "Hup!"

Sembari meluncur, ia semakin merasakan angin yang menerpa wajahnya dengan kencang. Tak lama kemudian, ‘Bruk!’. Terdengar suara seperti suara bom dari luar apartemen itu.

Keesokan harinya dia masuk ke berbagai media: koran, radio, televisi, dan media online. Selain itu, dia pun masuk ke acara infotainment. Selebriti Indonesia dan wartawan infotainment jadi mengenal sosoknya. Dia pun menjadi bahan pembicaraan di berbagai situs jejaring.

Bahkan bisa dibilang dia adalah semacam trendsetter karena selama beberapa bulan ke depan banyak orang yang mencontoh apa yang dilakukannya. Selama beberapa bulan kemudian pula namanya terus-menerus disebut dan dibicarakan masyarakat.

Yah, paling tidak akhirnya sekarang si Kongkow tahu dimana muara hidupnya.

3 comments:

Unknown said...

wahahaha.. sakit jiwa cerita lo nyess..

Unknown said...
This comment has been removed by a blog administrator.
rahmathya a.k.a maknyes said...

Wehehe... silahkan dibaca kisah yang lainnya... Semoga berkenan :D

 

Pink Girlz Blogger Template | Blogger Clicks Design