My Profile

My photo
Jakarta and Bandung, Indonesia
Just an engineer who loves what she does and does what she loves (engineering stuffs not included)

My Time

My Living Room


ShoutMix chat widget

Who Visit Me

Kasih Makan Ikan Saya yaa!!

My Followers

Friday, December 18, 2009

Si Kongkow (Bagian 1)

Alkisah ada seorang pemuda songong bin belagu. Panggil saja dia si Kongkow. Dia anak orang yang sangat luar biasa super kaya raya banget sekali. Bapaknya adalah pengusaha sukses yang memulai usahanya mati-matian dari menjual biji-bijian. Sebenarnya saya belum pernah melihat biji macam apa yang dijual oleh bapak si Kongkow. Yang saya tahu, biji itu sangat laku dan disukai.

Buah duren jatuh tidak jauh dari pohonnya, tapi kalau buah durennya menggelinding, itu lain soal. Begitupun si Kongkow dan bapaknya, sangat berbeda. Sementara bapaknya kerja pontang-panting, halilintar, dan kora-kora, memulai semuanya dari minus, si anak justru tak mengenal kata ‘kerja’. Setelah lulus kuliah di kampus yang mahalnya na’ujubile, dia meneruskan kuliah S2 di kampus yang lebih mahal lagi, dengan alasan ‘gue nggak tau musti ngapain’. Sudah mana harus bayar mahal untuk tes masuk (plus sogokannya), pendaftaran, uang gedung, sumbangan lala-lili, dan bayaran tiap SKS-nya (yang tentu saja memakai duit si Bapak), dia membayar mahal pula para dosen untuk mendongkrak nilainya. Akhirnya hampir semua nilainya B, namun otaknya pun B besar (alias bodoh, blah-bloh, bloon, dan bego).

Saban hari, kerjaannya bersenang-senang tanpa henti. Kalau orang lain bersenang-senang dengan cara belajar, pergi ke pengajian, beres-beres rumah, atau berkutat dengan pekerjaannya, si Kongkow malahan melakukan dugem untuk bersenang-senang. Sungguh cara bersenang-senang yang aneh dan tak lazim!

Cita-citanya hanya satu: menjadi terkenal! Entah itu menjadi artis sinetron (macam Dude Herlino), menjadi penyanyi dangdut (macam Indra Brugman), menjadi model (seperti Onky Alexander), menjadi penari salsa (macam Vena Melinda), atau bahkan menjadi anggota DPR (lagi-lagi... seperti Vena Melinda). Pokoknya apapun yang bisa membuatnya menjadi terkenal. Kalaupun dia tidak terkenal karena pekerjaannya, paling tidak dia ingin jadi terkenal karena menumpang nama lah (macam Oki Agustina).

Tapi bagaimana mungkin? Membaca saja ia sulit! Ini serius! Si Kongkow memang memiliki kesulitan dalam membaca. Bukan penyakit disleksia yang diidap Tom Cruise. Dia hanya... yahh... tidak bisa membaca dengan lancar saja!

Bukan salah si Emak mengandung, bukan pula salah si Bapak yang terlalu sibuk mencari duit buat keluarganya, bukan pula salah siapa-siapa si Kongkow jadi begitu. Salah asuhan? Bukan itu yang terjadi. Karena toh si Alim, kakaknya, jadi ulama lokal. Kerjaannya memberikan ceramah dan pencerahan pada anak-anak muda yang mau-sok-gaul-tapi-terlalu-bego-akhirnya-hamil-di-luar-nikah-atau-ngobat. Sudah soleh, ganteng pula abangnya itu.

Sebenarnya si Kongkow juga ganteng sih. Namun karena dia sok ganteng, jadinya gantengnya memudar.

Setahun... dua tahun... waktu begitu cepat berlalu. Rambut yang memanjang, sudah berkali-kali dicukur. Kuku yang memanjang sudah berkali-kali dipotong. Tuhan adalah perencana yang Maha Bijaksana. Itulah kenapa hanya dua itu yang dibuat-Nya memanjang. Bayangkan kalau gigi manusia juga memanjang! Hmm... cukup seram! Kalau begitu jangan membayangkan itu! Bayangkan saja apabila bulu ketek memanjang! Bukan pemandangan yang indah tentunya.

Seiring waktu berlalu, amalan dan usaha seseorang pasti berbuih (oh, itu mah ayan)... berbuah! Si Alim sang ulama lokal yang tampan dan charming, ternyata banyak disukai orang, terlebih lagi para tante girang. Si Alim akhirnya menjadi tenar. Bukan hanya menjadi ulama setempat, dia meng-Indonesia. Wajahnya suka muncul di televisi. Setiap ada acara besar, orderannya bertumpuk nan mengantri. Si Alim jadi ulama yang tenar dan kaya. Bahkan bisa dibilang dia sudah masuk dalam jejeran selebriti yang tampangnya bukan hanya muncul di acara-acara keagamaan di televisi, tapi juga di acara gosip.

Mungkin Anda berpikir, 'Ah... ini pasti kaya cerita di film Alexandria, niih! Si baik jadi buruk, yang buruk jadi baik. Basi ah!'

Silahkan berasumsi, namun... begini ceritanya (mata menerawang).

(Bersambung…)

0 comments:

 

Pink Girlz Blogger Template | Blogger Clicks Design