My Profile

My photo
Jakarta and Bandung, Indonesia
Just an engineer who loves what she does and does what she loves (engineering stuffs not included)

My Time

My Living Room


ShoutMix chat widget

Who Visit Me

Kasih Makan Ikan Saya yaa!!

My Followers

Saturday, December 19, 2009

Kualat Saya!: Bulan Baru (Bagian 1)

Pada suatu tengah malam yang berkabut, seorang gadis cantik ber-hair extension menyusuri jalan setapak yang diapit oleh dua lahan luas yang dijejali gundukan tanah dan nisan.

Lolongan anjing tak membuatnya gentar. Dia anggap saja itu sebagai suara Shakira. Mirip soalnya. Hembusan angin malam tak membuat tatanan rambutnya berubah. Itulah kelebihannya hair ekstensi. Tidak seperti rambut asli, rambut sambungan itu kaku, sehingga tatanannya tetap eksis.

Walaupun demikian, angin tengah malam tetap membuat tubuhnya merinding, kedinginan. Memang salah dia juga sih, sudah tahu akan melewati kuburan malam-malam, dia tidak membawa cardigan. Alih-alih memakai baju yang bisa menghangatkan, Barbara malahan memakai tanktop dan rok mini, lengkap dengan high heels-nya. Rupanya dia keseringan nonton film-film Indonesia-berjudul-vulgar-nan-berkualitas-sinetron, dimana karena buruknya cerita dan aktingnya, maka satu-satunya yang menjual adalah wilayah dada dan paha para pemeran perempuannya.

Sebuah pertanyaan besar menggelayut: ‘apa yang dilakukannya malam-malam di kuburan?’. Mau minta wangsit kah? SDSB kan sudah tidak jaman, Neng!

Yah namanya juga cerita horror. Maka beginilah bagaimana biasanya sebuah kisah horror bermula: lalakon yang menghampiri tempat gelap, seram, dan sepi. Suasana seperti itu cocok untuk membuat para penikmat cerita horror berdiri bulu kuduknya (omong-omong, kalau cerita horror bisa membuat bulu kuduk berdiri, maka bagian manakah yang berdiri kalau sedang menikmati film porno?).

Barbara memang harus melewati kuburan itu setiap malam untuk pulang ke kosannya. Ini adalah bulan baru, jadi gadis itu baru saja gajian. Namun walaupun dompet dan rekeningnya sudah terisi kembali, dia enggan naik ojeg untuk melewati kuburan itu. Ojeg sekarang mahal. Pengiritan, katanya.

Sembari kakinya melangkah, terngiang-ngiang di telinganya apa wejangan dari Jessica, teman kosan sekaligus sahabatnya. “Kalau melewati pohon rambutan di tengah kuburan, jangan menoleh!” begitulah nasihatnya.

Namun beginilah efek psikologisnya: saat seseorang diberi peringatan ‘jangan!’, maka orang itu justru akan melakukannya. Contohnya adalah Lady Gaga. Kenapa dia tidak pernah terlihat memakai celana panjang? Karena semua orang bilang ‘hei, jangan pake celana dalem doang dong!’ padanya. Maka begitulah jadinya. Setiap hari Lady Gaga hanya memakai celana dalam saja.

Maka berhentilah Barbara, tepat saat dia melewati pohon rambutan itu. Ada bunyi gemeresak datang dari arah sana. Suara gemeresak itu datang dari salah satu dahannya, beberapa sentimeter di atas kepalanya. Dia pun mendekatinya dengan ragu-ragu. Semakin dekat dia dengan pohon itu... semakin dekaaatttt... Dia memberanikan diri untuk melongok untuk memastikan ada apa di atas dahan pohon besar itu.

“Gusrak!!” Bunyi yang terakhir itu sangat keras dan tiba-tiba.

“Kyaaaaa!!!” Barbara berteriak nyaring sok imut dengan ekspresi wajah datar. Persis seperti para pemeran film Hantu Ambulans.

“Ngeooong!” Ah ternyata itu hanya kucing yang seluruh tubuhnya hitam. Tak ada sesuatu yang berarti.

“Hhhh...” Barbara menghela napas panjang. Dia pun berjalan menjauhi pohon rambutan itu.

Sudah tampak di pelupuk mata apa yang menjadi tujuannya. Sebuah rumah besar yang tampak menyeramkan. Rumah itu adalah kosannya. Entah apa yang dipikirkan Barbara sehingga mau ngekos di sebuah rumah sangat besar dan kuno, di pedalaman sebuah kuburan, dengan ibu kos yang suka menyinden setiap jam dua malam.

Tepat disaat dia hendak memasuki gerbang rumah yang berupa pagar tinggi berjeruji dan mengeluarkan suara berderik saat bergerak karena tertiup angin, dia mendapati sebuah pemandangan yang membuat dadanya sesak.

Di depan pintu rumahnya, berdiri sosok pemuda. Ia mengenakan sebuah kemeja yang sama sekali tak dikancingkan, sehingga memperlihatkan dadanya yang bidang dan perutnya yang kotak-kotak. Celananya agak melorot sehingga memperlihatkan pelviksnya yang seksi. Laki-laki itu berwajah pucat, namun bagi Barbara dia sangat tampan. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam kantong celananya, menyisakan jari jempolnya yang tetap terlihat. Pemandangan seperti itu persis seperti iklan celana dalam pria.

“S-siapa kamu?” Barbara memberanikan diri bertanya.

“Aku Sumanto!” Pria itu menjawab dengan suara yang dalam dan tatapan yang merasuki jiwa setiap cewek ABG.

(Bersambung...)

Barbara

0 comments:

 

Pink Girlz Blogger Template | Blogger Clicks Design